Laman

Abstraksi Data

Basis Data - Abstraksi Data

Salah satu tujuan dan DBMS adalah untuk menyediakan antarmuka (interface) dalam mengelola data yang lebih ramah (user friendly) kepada pemakai. Untuk itu, sistem tersebut akan menyembunyikan detail tentang bagaimana data disimpan dan dikelola. Karena itu, seringkali data yang terlihat oleh seorang pemakai dapat berbeda dengan yang sesungguhnya tersimpan secara fisik. Abstraksi data mengacu pada tingkatan/level dalam bagaimana melihat data dalam sebuah sistem basis data.

Ada 3 level abstraksi data:
1. Level Fisik (Physical Level)
Merupakan level terendah dalam abstraksi data, yang menunjukkan bagaimana sesungguhnya suatu data disimpan. Pada level ini, pemakai melihat data sebagai gabungan dan struktur dan datanya sendini.
Pemakai juga berkompeten dalam mengetahui bagaimana representasi fisik dan penyimpanan data. Pada level ini kita berurusan dengan data sebagai teks, sebagai angka, atau bahkan melihatnya sebagai himpunan bit data.

2. Level Lojik/Konseptual (Conceptual Level)
Merupakan level berikutnya dalam abstraksi data yang menggambarkan data secara fungsional yang disimpan dalam basis data serta hubungannya dengan data yang lain. Pemakai pada level ini, misalnya,
mengetahui bahwa data pegawai disimpan dalam beberapa tabel, seperti tabel pribadi, tabel pendidikan, tabel pekerjaan, tabel keluarga, dan sebagainya.

3. Level Penampakan (View Level)
Merupakan level tertinggi dan abstraksi data yang hanya menunjukkan sebagian dan basis data. Banyak user dalam sistem basis data tidak akan terlibat dengan semua data/informasi yang disimpan. Para user
umumnya hanya membutuhkan sebagian data dalam basis data yang kemunculannya di mata pemakai diatur oleh aplikasi end-user. Aplikasi ini juga yang mengonversi data ash (fisik) menjadi data bermakna (lojik) pada pemakai. Misalnya, data hañ yang disimpan dalam bentuk kode (iuntuk Senin, 2 untuk Selasa, dan seterusnya) yang kemudian ditampilkan bukan dalam bentuk kodenya (1,2,3, dan seterusnya) tapi sudah dalam bentuk nama harinya (Senin, Selasa, Rabu, dan seterusnya). Data yang ‘dinikmati’ pemakai juga bahkan sama sekali ber beda dengan representasi fisiknya, misalnya untuk data yang dapat divisualkan sebagai gambar, data yang dapat diperdengarkan sebagai suara, dan sebagainya. Data yang diperlihatkan juga bisa saja tidak berasal dan hanya sebuah tabel tapi mewakili relasi antartabel, tapi bagi pemakai yang menggunakannya terasa sebagai satu kesatuan data yang kompak.

Abstraksi Data

Sumber : Fathansyah (Buku Basis Data, Penerbit Informatika)

Komponen Sistem Basis Data

Basis Data - Komponen Sistem Basis Data

Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat Keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis aata adalah:
  • Komputer (satu untuk sistem yang stand-alone atau lebih dan satu untuk sistem jaringan)
  • Memori sekunder yang on-line (Harddisk)
  • Memori sekunder yang off-line (Tape atau Removable Disk) untuk keperluan backup data
  • Media/perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan)
Sistem Komputer Stand-Alone

Sistem Jaringan Komputer

Sistem Operasi (Operating System)
Secara sederhana, Sistem Operasi merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dasar dalam komputer (operasi I/O, pengelolaan file, dan lain-lain). Sejumlah Sistem Operasi yang banyak digunakan seperti: MS-DOS, MS-Windows, Linux (untuk komputer stand alone atau untuk komputer client dalam sistem jaringan) atau Novel Netware, MS-Windows Server, Unix, Linux (untuk komputer server dalam sistem jaringan komputer). Program pengelola basis data hanya dapat aktif (running) jika Sistem Operasi yang dikehendakinya (sesuai) telah aktif.

Basis Data (Database)
Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis data dapat berisi sejumlah objek basis data (seperti tabel, indeks, dan lain-lain). Di samping berisi data, setiap basis data juga menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data maupun objek-objeknya secara rinci).

Sistem Pengelola Basis Data (Database Management System/DBMS)
Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah Perangkat Lunak (Sistem) yang khusus. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS / Database Management System) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. ¡a juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data, dan sebagainya.

Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase, FoxBase, Rbase, Microsoft-Access (sering juga disingkat menjadi MS-Access) dan Borland-Paradox (untuk DBMS yang sederhana) atau Borland-Interbase, MS-SQL Server, Oracle Database, IBM DB2, Informix, Sybase, MySQL, PostgreSQL (untuk DBMS yang lebih kompleks dan lengkap).

Pemakai (User)
Ada beberapa jenis/tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteralcsi terhadap sistem:
  • Programmer Aplikasi. Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Language (DML), yang disertakan (embedded) dalam program yang ditulis dalam bahasa pemrograman induk (seperti C, C++, Pascal, PHP, Java, dan lain-lain).
  • User Malur (Casual User). Pemakai yang berinteralcsi dengan sistem tanpa menulis modul program. Mereka menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang telah disediakan oleh DBMS.
  • User Umum (End User/Naive User). Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui
  • pemanggilan satu program aplikasi permanen (executable program) yang telah disediakan sebelumnya.
  • User Khusus (Specialized User). Pemakai yang menulis aplikasi basis data nonkonvensional, tetapi untuk keperluan-keperluan khusus, seperti untuk aplikasi Artificial Intelligence, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dan lain-lain, yang bisa saja mengakses basis data dengan/tanpa DBMS yang bersangkutan.
Untuk sebuah sistem basis data yang stand-alone, maka pada suatu saat hanya ada satu pemakai yang dapat bekerja. Sedang untuk sistem basis data dalam jaringan, maka pada suatu saat ada banyak pemakai yang dapat menggunakan basis data yang sama. Pilihan untuk stand-alone atau jaringan komputer (dengan multi-user) tergantung pada kebutuhan pemakai, perangkat keras yang tersedia, sistem operasi yang digunakan, serta DBMS yang dipilih.

Aplikasi (Perangkat Lunak) Lain
Aplikasi (Perangkat Lunak) lain ini bersifat optional. Artinya, ada atau tidaknya tergantung pada kebutuhan kita. DBMS yang kita gunakan lebih berperan dalam pengorganisasian data dalam basis data, sementara bagi pemakai basis data (khususnya yang menjadi end-user/naive-user) dapat dibuatkan program khusus untuk melakukan pengisian, pengubahan dan pengambilan data. Program ini ada yang sudah disediakan bersama dengan DBMS-nya, ada juga yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan
aplikasi lain yang khusus untuk itu (development tools).

Sumber : Fathansyah (Buku Basis Data, Penerbit Informatika)

Sistem Basis Data

Basis Data - Sistem Basis Data

Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi dan tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses tertentu. Sebuah kendaraan dapat mewakili sebuah sistem yang terdiri atas komponen pemantik / starter (untuk memulai pengapian), komponen pengapian (untuk pembakaran BBM yang membuat torak bekerja), komponen penggerak/torak (untuk menggerakkan roda), komponen pengereman (untuk memperlambat dan menghentikan gerakan torak dan roda), komponen perlistrikan (untuk mengaktifkan speedometer, lampu, dan lain-lain) yang secara bersama-sama melaksanakan fungsi kendaraan secara umum, yakni sebagai sarana transportasi.

Basis data hanyalah sebuah objek yang pasif. Ja ada karena ada pembuatnya. Ia tidak akan pernah berguna jika tidak ada pengelola dan penggeraknya. Yang menjadi pengelola atau penggeraknya secara langsung adalah program/aplikasi (software). Gabungan keduanya (basis data dan pengelolanya) menghasilkan sebuah Sistem. Karena itu, secara umum sebuah Sistem Basis Data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan tabel data yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer) dan sekumpulan program (yang biasa disebut DBMS / Data Base Management System) yang memungkinkan beberapa pemakai dan/atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi tabel-tabel data tersebut.

Lebih jauh lagi, dalam sebuah sistem basis data, secara Ìengkap akan terdapat komponen-komponen utama sebagai berikut:
  1. Perangkat Keras (Hardware)
  2. Sistem Operasi (Operating System)
  3. Basis Data (Database)
  4. Sistem (Aplikasi/Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data (DBMS)
  5. Pemakai (User)
  6. Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (yang bersifat optional, artinya tidak harus ada)
Sistem Basis Data
Sumber : Fathansyah (Buku Basis Data, Penerbit Informatika)

Penerapan Basis Data

Basis Data - Penerapan Basis Data

Hampir di semua aspek pemanfaatan perangkat komputer dalam sebuah organisasi / perusahaan senantiasa berhubungan dengan basis data. Perangkat komputer dalam suatu organisasi/perusahaan biasanya digunakan untuk menjalankan fungsi Pengelolaan Sistem Informasi, yang dewasa ini sudah menjadi suatu keharusan, demi untuk meningkatkan efisiensi, daya saing, keakuratan, kecepatan operasional organisasi / perusahaan tersebut. Basis data merupakan salah satu komponen utama dalam setiap sistem informasi. Tidak ada sistem informasi yang bisa dibuat dan dijalankan tanpa adanya basis data.

Secara lebih nyata, bidang-bidang fungsional yang telah umum memanfaatkan basis data demi efisiensi, akurasi dan kecepatan operasi antara lain adalah:
  • Kepegawaian, untuk berbagai perusahaan yang memiliki banyak pegawai.
  • Pergudangan (inventory),untuk perusahaan manufaktur (pabrikan), grosir, apotik, dan lain-lain.
  • Akuntansi, untuk berbagai perusahaan.
  • Reservasi, untuk hotel, pesawat, kereta api, dan lain-lain.
  • Layanan Pelanggan (customer care), untuk perusahaan yang berhubungan dengan banyak pelanggan (bank, konsultan, dan lain-lain)
Sedang bentuk-bentuk organisasi/perusahaan yang memanfaatkan basis data (sebagai komponen manajemen sistem informasi) dapat berupa:
  • Perbankan, dalam melakukan pengelolaan data nasabah, pengelolaan data tabungan, pengelolaan data pinjaman, pembuatan laporan-laporan akuntansi, pelayanan informasi pada nasabah/calon nasabah, dan lain-lain.
  • Asuransi, dalam melakukan pengelolaan data nasabah, pengelolaan data pembayaran premi, pemrosesan pengajuan kiaim asuransi, dan lain-lain.
  • Rumah Sakit, dalam melakukan pengelolaan histori penyakit, pengelolaan pengobatan pasien, penanganan pembayaran perawatan, dan lain-lain.
  • Produsen Barang, dalam melakukan pengelolaan data keluar masuk barang (inventori), dan lain-lain.
  • Industri Manufaktur, dalam membantu pengelolaan pesanan barang, pengelolaan data karyawan, dan lain-lain.
  • Pendidikan/Sekolah, dalam melakukan pengelolaan data siswa, penjadualan kegiatan perkuliahan, dan lain-lain.
  • Telekomunikasi, dalam melakukan pengelolaan data administrasi kabel, pengelolaan data pelanggan, penanganan gangguan, dan lain-lain.
Sumber : Fathansyah (Buku Basis Data, Penerbit Informatika)

Objektif Basis Data

Basis Data - Objektif Basis Data

Telah disebutkan pada artikel Apa yang dimaksud Basis Data bahwa tujuan awal dan utama dalam pengelolaan data dalam sebuah basis data adalah agar kita dapat memperoleh menemukan kembali data (yang kita cari) dengan mudah dan cepat. Di samping itu, pemanfaatan basis data untuk pengelolaan data, juga memiliki tujuan-tujuan lain. Secara lebih lengkap, pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini:

Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan / manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada jika kita menyimpan data secara manual (non-elektronis) atau secara elektronis (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk spread sheet atau dokumen teks biasa).

Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Karena keterkaitan yang erat antarkelompok data dalam sebuah basis data, maka redundansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redundansi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan  (baik di memori utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redundansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk tabel) antar kelompok data yang saling berhubungan.

Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antardata bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidak akuratan penyimpanan data.

Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dan sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu selalu kita butuhkan. Karena itu kita dapat memilah adanya data utama / master / referensi, data transaksi, data histori hingga data yang kadaluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita gunakan, dapat kita atur untuk dilepaskan dan sistem basis data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line (seperti removable disk, atau tape). Di sisi lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank, misalnya, dipisah-pisah dan disimpan di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer, data yang berada di suatu cabang, dapat juga diakses (menjadi tersedia / available) bagi cabang lain.

Kelengkapan (Completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Seorang pemakai mungkin sudah menganggap bahwa data yang dikelola sudah lengkap, tetapi pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau, yang sekarang dianggap sudah lengkap, belum tentu di masa yang akan datang juga demikian. Dalam sebuah basis data, di samping data kita juga harus menyimpan struktur (baik yang mendefinisikan objek-objek dalam basis data maupun definisi detail dan  tiap objek, seperti struktur file/tabel dan indeks). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel.

Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak  menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Akan tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.

Kebersamaan Pemakaian (Sharability)
Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem / aplikasi saja. Data pegawai dalam basis data kepegawaian, misalnya, dapat digunakan oleh banyak pemakai, dan sejumlah departemen dalam perusahaan atau oleh banyak sistem (sistem penggajian, sistem akuntansi, sistem inventori, dan sebagainya). Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multi-user, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).

Sumber : Fathansyah (Buku Basis Data, Penerbit Informatika)

Operasi Dasar Basis Data

Basis Data - Operasi Dasar Basis Data

Di dalam sebuah disk, basis data dapat diciptakan dan dapat pula ditiadakan. Di dalam sebuah disk, kita dapat pula menempatkan beberapa (lebih dan satu) basis data. Sementara dalam sebuah basis data, kita dapat menempatkan satu atau lebih tabel. Pada tabel inilah sesungguhnya data disimpan dan ditempatkan. Setiap basis data umumnya dibuat untuk mewakili sebuah semesta data yang spesifik. Misalnya, ada basis data kepegawaian, basis data akademik, basis data inventori (pergudangan), dan
 sebagainya. Sementara dalam basis data akademik, misalnya, kita dapat menempatkan tabel mahasiswa, tabel mata_kuliah, tabel dosen, tabel jadual, tabel kehadiran, tabel nilai, dan seterusnya.

Karena itu, operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data dapat meliputi:
  • Pembuatan basis data baru (create database), yang identik dengan pembuatan lemari arsip yang baru
  • Penghapusan basis data (drop database), yang identik dengan perusakan lemari arsip (sekaligus beserta isinya, jika ada)
  • Pembuatan tabel baru ke suatu basis data (create table), yang identik dengan penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada
  • Penghapusan tabel dan suatu basis data (drop table), yang identik dengan perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip
  • Penambahan/pengisian data barn ke sebuah tabel di sebuah basis data (insert), yang identik dengan penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip
  • Pengambilan data dan sebuah tabel (query), yang identik dengan pencarian lembaran arsip dan sebuah map arsip
  • Pengubahan data dari sebuah tabel (update), yang identik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip
  • Penghapusan data dan sebuah tabel (delete), yang identik dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip
Operasi yang berkenaan dengan pembuatan objek (basis data dan tabel) merupakan operasi awal yang hanya dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedang operasi-operasi yang berkaitan dengan isi tabel (data) merupakan operasi rutin yang akan berlangsung berulang-ulang dan karena itu operasi-operasi inilah yang lebih tepat mewakili aktivitas pengelolaan (management) dan pengolahan (processing) data dalam basis data.

Sumber : Fathansyah (Buku Basis Data, Penerbit Informatika)

Definisi Basis Data

Basis Data - Definisi Basis Data

Basis Data terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Sebagai satu kesatuan istilah, Basis Data (Database) sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti:
  • Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
  • Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
  • Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Untuk selanjutnya di dalam blog Basis Data ini, kita akan menggunakan istilah Tabel (Table), sebagai komponen utama pembangun Basis Data.
Basis Data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data/arsip. Dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan
kembali data/arsip. Perbedaannya hanya terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari dan besi atau kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronis seperti cakram magnetis (magnetic disk atau disingkat sebagai disk saja). Hal ini merupakan konsekuensi yang logis, karena lemari arsip langsung dikelola oleh manusia, sementara basis data dikelola melalui perantaraan mesin pintar elektronis (yang kita kenal sebagai komputer). Perbedaan media ini yang selanjutnya melahirkan perbedaan-perbedaan lain yang menyangkut jumlah dan jenis metode yang dapat digunakan dalam upaya penyimpanan.

Lemari Arsip dan Arsip

Lemari Arsip dan Basis Data

Satu hal yang juga harus diperhatikan, bahwa basis data bukan hanya sekadar penyimpanan data secara elektronis (dengan bantuan komputer). Artinya, tidak semua bentuk penyimpanan data secara elektronis bisa
 disebut basis data. Kita dapat menyimpan dokumen berisi data dalam file teks (dengan program pengolah kata), file spread sheet, dan lain-lain, tetapi tidak bisa disebut sebagai basis data. Hal ini, karena di dalamnya tidak ada pemilahan dan pengelompokkan data sesuai jenis data. Kelak ketika file-file tersebut sudah cukup banyak, maka situasi ini tentu akan menyulitkan pencarian data tertentu. Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan, pemilahan, pengelompokkan, pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai fungsi/jenisnya. Pemilahan, pengelompokkan, pengorganisasian ini dapat berbentuk sejumlah tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom-kolom (field) data dalam setiap tabel.

Sumber : Fathansyah (Buku Basis Data, Penerbit Informatika) 

Apa yang dimaksud Basis Data

Basis Data - Apa Itu Basis Data ?

Basis Data (Database) dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip. Jika kita memiliki sebuah lemari arsip dan bertugas untuk pengelolanya, maka kemungkinan besar kita akan melakukan hal-hal seperti: memberi map pada kumpulan arsip yang akan disimpan, menentukan kelompok arsip, memberi penomoran dengan pola tertentu yang nilainya unik pada setiap map, lalu menempatkan arsip-arsip tersebut dengan urutan tertentu di dalam lemari. Kalaupun hal-hal tersebut tidak seluruhnya dilakukan, paling tidak, semua lemari arsip menerapkan suatu aturan tertentu tentang bagaimana keseluruhan arsip-arsip tadi disusun. Yang paling sederhana, tentu, menyusun arsip-arsip tadi sesuai kedatangannya (kronologisnya) dan tanpa pengelompokan. Hampir tidak akan pernah kita jumpai adanya lemari arsip yang tidak memiliki aturan dalam penyusunan arsip-arsip di dalamnya.

Bahkan untuk sebuah lemari buku atau baju pun, secara alamiah, kita seringkali menerapkan suatu aturan tertentu dalam menyusun buku-buku atau baju-baju itu di dalam sebuah lemari.

Upaya penyusunan ini memang baru kita lakukan jika kita rasakan, bahwa buku atau baju tersebut sudah "cukup banyak". Mengapa hal-hal itu kita lakukan? Jawabannya sederhana: kita berharap agar pada suatu saat nanti, sewaktu kita bermaksud untuk mencari dan mengambil kembali arsip atau buku atau baju dari lemari masing-masing. kita dapat melakukannya dengan mudah dan cepat.

Dan itulah pula yang menjadi alasan awal tentang perlunya Basis Data.

Sumber : Fathansyah (Buku Basis Data, Penerbit Informatika)